ICEBESS & ACOMC 2021: PULIHKAN PENDIDIKAN DAN EKONOMI DARI COVID-19 TANGGUNG JAWAB BERSAMA

Fakultas Ekonomi UNY menyelenggarakan International Conference on Ethics of Business, Economics, and Social Science (ICEBESS) dan sekaligus Annual Conference on Management Challenges (ACoMC) selama dua hari 15-16 Oktober 2021 lalu. Kedua seminar ini menghadirkan enam pembicara internasional dari 3 benua berbeda, yaitu Debra S. Lee (Vanderbilt University, Amerika Serikat), Prof. Dr. Ruzita Jusoh (University of Malaya, Malaysia), dan Dr. Moon Moon Hussain (B.S. Abdur Rahman Crescent Institute of Science and Technology, India) pada sesi pertama di pagi hari. Pada sesi kedua yaitu Prof. Tzu-Hua Wang, Ph.D (National Tsing Hua University Taiwan), Prof. Setyabudi Indartono, Ph.D. (Universitas Negeri Yogyakarta), dan Dr. Ahmad Daryanto (Lancaster University, United Kingdom).

Semenjak pandemi Covid-19 melanda, banyak institusi pendidikan maupun lembaga usaha yang terpaksa menyesuaikan diri. Sebagian besar dari mereka sudah beralih ke moda daring, di mana institusi pendidikan menyelenggarakan pendidikannya secara online, dan lembaga usaha memindahkan karyawan ke rumah untuk bekerja secara daring, sementara sebagian yang tidak dapat mengikuti perubahan ini terpaksa mengurangi karyawan, bahkan menutup usaha. Ada indikasi bahwa praktik daring ini akan tetap populer meskipun pandemi berakhir. Demikian disampaikan Debra Lee dalam paparannya.

Debra melanjutkan, di sejumlah lembaga pendidikan, mulai ramai penggunaan teknologi pembelajaran guna memfasilitasi e-learning, sehingga berbagai program, alat, dan platform teknologi yang tadinya asing kini mulai luas digunakan, seperti Camtasia, Quizziz, Google Classroom, Duolingo, Udemy, dll. Berbagai perguruan tinggi di Amerika Serikat kini mulai membangun sumber-sumber pengembangan pembelajaran masing-masing. Menurut Debra, para guru/pengajar membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan pembelajarannya dengan penggunaan teknologi, dan mereka juga harus menggunakan teknologi tersebut bersama siswanya. Teknologi harus dapat digunakan secara tepat agar efektif.

Mengambil tema “Surviving the Pandemic: Education and Business Strategic Empowerment as a Key Factor in Revitalizing National Economy”, seminar ini terselenggara dengan kerjasama dari para perguruan tinggi mitra seperti B.S. Abdur Rahman Crescent Institute of Science & Technology dan Vellore Institute of Technology (VIT) Business School dari India, kemudian Universiti Teknologi Mara Malaysia, serta dua kampus dalam negeri yaitu Universitas Wiralodra Indramayu dan Universitas Tidar Magelang.

Dalam sambutannya sebagai salah satu mitra, Dr. A. Peer Mohamed, Vice Chancellor dari BSA Crescent Institute of Science and Technology, menyampaikan bahwa Indonesia dan India telah lama menjalin persaudaraan dan kemitraan dalam berbagai bidang. “Inovasi menjadi salah satu solusi dalam mengatasi berbagai permasalahan yang timbul akibat pandemi di berbagai bidang, termasuk di antaranya dalam masalah pendidikan dan ekonomi,” urainya.

Membuka seminar internasional ini, Rektor UNY Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes. menyatakan bahwa ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk tetap menyelamatkan dunia pendidikan, ekonomi, dan lingkungan agar menghidupkan kembali denyut ekonomi secara nasional sebagaimana menjadi tujuan pembangunan berkelanjutan. Seminar ini dimoderatori oleh dosen FE UNY Arum Darmawati, M.M. dan Mimin Nur Aisyah, M.Sc., Ak. (fdh)