Seminar Pasar Modal Kerjasama FE UNY dan OJK

Fakultas Ekonomi (FE) UNY bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan menyelenggarakan Seminar dan Talkshow Pasar Modal  dengan tema “Pasar Modal sebagai Pilihan Investasi”, Selasa (18/4) lalu. Acara ini dihadiri lebih dari 200 mahasiswa dan dosen. Empat pembicara kompeten menjadi pengisi utama. Pertama, Farhan Nugroho, Kepala Bagian Pengaturan Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal OJK.  Kedua, Amrin Tarigan selaku Head of Equity PT FAC Sekuritas Indonesia. Ketiga, Ryan Filbert, seorang entrepreneur dan penulis buku-buku bertemakan pasar modal, dan keempat, Senior Manager Product and Marketing BNP Paribas Investment Partners, Farida Budhiyati. Bertindak selaku Moderator adalah Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta, Irfan Noor Riza.

Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si., menjelaskan acara ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih berani berinvestasi melalui pasar modal. Sementara itu Kepala OJK Provinsi DIY Fauzi Nugroho menyatakan literasi keuangan sudah menunjukkan perkembangan yang positif, tetapi masih belum menggembirakan. “OJK juga tak ragu untuk memberikan penghargaan bagi para pegiat literasi keuangan di masyarakat,” terang Fauzi.

Farida menjelaskan, menjadi mahasiswa tidak menutup kemungkinan untuk memiliki penghasilan besar. “Dengan berinvestasi melalui pasar saham, mahasiswa bisa bebas finansial lebih cepat, apalagi mereka sudah mendapatkan sebagian ilmu di bangku perkuliahan. Selain Bursa Efek, Reksadana juga merupakan sarana investasi yang tak kalah besar potensi keuntungannya,” urainya.

Ryan Filbert mengungkap beberapa tips khusus dalam memilih saham yang murah namun berkualitas. “Amati saja mana daftar saham yang selalu muncul di LQ45 dalam 10 tahun terakhir. Selain itu, laporan keuangannya harus tumbuh selama 5 tahun. Laba tumbuh secara wajar, dan nilai hutang tetap terjaga,” ujar Ryan.

Irfan menambahkan, dari seluruh perusahaan Indonesia yang terlisting di Bursa Efek Indonesia, sebagian besar masih dimiliki pemilik modal asing. “Tahun 2015, masih sekitar 60% saham di perusahaan-perusahaan Indonesia dimiliki orang asing, sisanya masyarakat lokal. Sementara di tahun 2016, masyarakat Indonesia yang memiliki saham bertambah menjadi 45%, sedangkan pemilik asing turun menjadi 54%. Mari kita beli Indonesia dari pemilik-pemilik modal asing,” urai Irfan. (fadhli)